==================================
Ketika memasuki dan menamatkan bangku sekolah dasar,
aku pun beberapa kali liburan ke Bumi Rafflesia, namun belum pernah pergi ke
kotanya untuk berliburan atau sekadar jalan-jalan. Tempat yang pernah
kukunjungi baru Kabupaten Bengkulu Utara, Curup (Kabupaten Rejang Lebong), dan
Pasar Muaraaman lebih di kenal dengan Kabupaten Lebong. Dari Lebong inilah,
emas yang ada di puncak Monas berasal.
Hingga zaman putih abu-abu, Bumi Rafflesia menjadi
topik pembicaraan yang hangat ketika waktu menjelang ujian Semester II kenaikan
kelas dua. Wali kelas kami bercerita tentang keelokan Pantai Panjang dengan
pasir putih dan patung gajahnya, Benteng Marlborough dan Kampung Cina. Beliau
juga bercerita tentang rumah kediaman Bung
Karno, Masjid Jamik, dan tak lupa dengan Danau Dendam Tak Sudah.
Tiga tahun kemudian, aku pun kembali melewati Bumi
Rafflesia tepatnya setelah Lebaran 2006. Di mana, aku kembali ke Kota Cikarang
setelah menikmati suasana bulan puasa dan Lebaran di kampung halaman.
6 April 2009 pukul 16.50, adalah hari bersejarah
bagiku dan terpenting di dalam perjalanan hidupku. Aku harus terbang dengan
pesawat Lion Air ke Kota Bengkulu (Bumi Rafflesia) untuk mempersiapkan diri
melanjutkan pendidikan ke Universitas Muhammadiyah Bengkulu yang sering disebut
dengan Kampus Hijau.
==================================
MENAPAKI JEJAK DI BUMI RAFFLESIA
Kuningan © 2019, Unie Willi
Editor : Tim Pena
Setting : Goresan Pena Publishing
Penata Isi : Tim Pena
Desain Sampul : C. I. Wungkul
Kumpulan Cerpen
183 hlm. ; 14 x 21 cm
ISBN : 978-602-364-672-2
Cet. I, Maret 2019
Soft Cover
Harga: Rp. 70.000
(belum ongkos kirim)
==================================
Untuk Pemesanan:
SMS/WA/Telp. : 085 2214 2241 6
IG : @penerbit_gp
Inbox FB : Iwan Wungkul
Posting Komentar Blogger Facebook